#BukuCiamik : Balanced Christianity, Menjadi Kristen Abad XXI (John Stott)
dalam esensi - ada kesatuan,
dalam nonesensi - ada kebebasan,
dalam segala sesuatu - ada kemurahan hati.
Anjay, kali ini postingan serius. hmm....
Gue mau sedikit membagikan nikmatnya membaca buku karya John Stott ini, jujur aja, John Stott termasuk tokoh yang mempengaruhi cara pandang gue sebagai seorang Kristen.
Buku yang gue punya cetakan tahun 2014 yang diterbitkan oleh Literatur Perkantas, cover persis kayak gambar diatas. Buku terjemahan yang isinya cuma 6 bab ditambah wawancara dengan John Stott. Semua itu menghasilkan kurang lebih 92 halaman.
Buku tipis, tapi maknanya dalem ga abis-abis.
Isi yang membicarakan isu polarisasi di tengah umat Kristiani masa kini. Salah satu pengeritan dalam KBBI mengenai polarisasi yakni, "...pembagian atas dua bagian (kelompok orang yang berkepentingan dan sebagainya) yang berlawanan". Isu polarisasi yang dibahas di buku ini lumayan kompleks dan relate dengan kehidupan umat Kristen, bahkan sebagai persekutuan Gereja.
Ternyata, kita tidak bersatu. Kita satu sama lain dipisahkan oleh hal-hal yang kurang penting. Melalui isu yang bersifat teologis, lainnya bersifat emosional. Dan akhirnya, ini memecah belah.
Kadang kita lupa, bahwa Allah kita menyukai keragaman dan oleh karena itu Ia menciptakan manusia yang beraneka ragam tempramen dan kepribadiannya.
Lebih jauh, buku ini membicarakan persoalan umat Kristen yang bersikeras menjadi konservatif (melestarikan budaya lama tanpa menerima perubahan) dan menjadi radikal (menolak tradisi budaya lama dan mempropagandakan perubahan). Padahal, kehadiran Allah sendiri melalui Yesus Kristus adalah Pribadi yang konservatif, namun juga radikal. Atau kita biasa menyebutnya konseptual.
Ia hadir bukan untuk membatalkan Kitab Suci melainkan untuk menggenapinya. Namun, Ia juga seorang radikal yang mampu mengkritik dan menghapus tradisi-tradisi berlebihan orang Yahudi.
Dan tak bisa dipungkiri, sementara kita disini masih sering memperdebatkan tata cara beribadah, cukup satu alat musik atau perlu full band? Siapa yang memenuhi syarat membaptis? Berapa banyak airnya? Karunia rohani apa yang paling penting pada masa ini? Bahkan dalam bab 4, John Stott mengangkat isu polarisasi antara evangelikal dan evangelistik.... singkatnya, beberapa orang secara eksklusif menyibukkan diri dengan penginjilan, sementara yang lainnya sibuk dengan aksi sosial politik.
Inilah beberapa isu yang membuat orang Kristen yang sama-sama taat dan alkitabiah berbeda pendapat...
Seharusnya, kita bisa menjaga keseimbangan. Jika kita dapat berdiri pada kedua sisi tersebut secara terus-menerus, kita akan menunjukkan keseimbangan alkitabiah yang sehat. Kita perlu menekankan secara intelektual dan emosional, mengingat bahwa tidak ada yang membuat hati berkobar-kobar selain kebenaran; baik kelompok konservatif, maupun kelompok radikal.
Mungkin memang sulit melakukan keduanya secara seimbang, karena itulah, ada peran masing-masing yang sudah Tuhan percayakan! paling tidak, kita tidak merasa bahwa menjadi Kristen cukup hanya menjadi radikal atau cukup hanya menjadi konservatif.
Comments
Post a Comment