tepat katamu, Gie.
"Semua kenangan-kenangan yang manis terbayang kembali. Dan aku sadar bahwa semuanya akan dan harus berlalu. Tetapi ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan tadi. Aku seolah-olah takut menghadap ke muka dan berhadapan dengan masa kini dan masa lampau terasa nikmatnya."
yang tak jarang membawamu pada kesepian.
tapi tak salah kan, sependapat denganmu sebagai seorang yang juga sering kali dilanda kesepian?
nyata-nyatanya, kita memang jauh berbeda, Gie.
-Soe Hok Gie.
tepat katamu, Gie. Sulit dan tak mudah untuk berjalan meninggalkan kenangan indah yang ada di belakang. Apalagi yang kau hadapi di kemudian, nyatanya memang mengerikan. Kau harus berhadapan dengan kenyataan, kemanusiaan yang krisis bahkan sirna di antara mahkluk yang disebut manusia. Bahkan dalam kesendirian, kau berjuang.
yang tak jarang membawamu pada kesepian.
dan kau, berkawan manis dalam sepi dengan kesendirian.
rasa-rasanya tak pantas menyamakan diri ini denganmu, Gie.
kau intelektual muda, pejuang cita-cita demi kemanusiaan, aktivis yang memberi rasa cinta dan pastinya kau cendekiawan idealis yang bukan hanya dalam pikiran, tapi juga melahirkan tindakan.
aku? hanya seorang yang suka celoteh dalam akun media sosial.
tapi tak salah kan, sependapat denganmu sebagai seorang yang juga sering kali dilanda kesepian?
"Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow."
nyata-nyatanya, kita memang jauh berbeda, Gie.
dan dalam kesepian, aku menyadari... Aku tak pernah benar-benar sendiri. Dan Tuhan tak pernah kesepian, dalam kesendiriannya.
manusia memang menjadi kuat dalam kesendiriannya, tapi dia tidak benar-benar kesepian.
Selama ia mengizinkan Pribadi lain hadir.
Dan aku bersyukur, Tuhan boleh hadir dan menghadirkan keluarga-Nya di tengah kesendirian ini.
dan mereka, adalah masa lampau yang terasa nikmatnya. Dan ku harap, juga dapat menjadi masa kini dan masa akan datang. . . . .
meski sulit membayangkannya. . .
"pada suatu saat dimana kita berhenti
memandang ke belakang
dan memberi salam
(mesra tapi sayu).
masa lampau adalah seperti mimpi.
terlupa dan berat menarik ke belakang. ..."
- Soe Hok Gie
- Soe Hok Gie
maaf jika tulisan ini terkesan sok akrab denganmu, Gie.
kadang, istilah senasib dalam sepi membawa sedekat itu. Sedekat dengan kesedirian.
Comments
Post a Comment