Jangan Pergi-pergi Lagi. yayayaya



Jangan pergi-pergi lagi….

Sore tadi kalimat itu terlontar dari bibir seorang anak kecil berumur 7 tahun, diiringi nada yang cukup pada notnya.
Sambil mengayuh sepeda dengan gembira, anak ini menyanyikan sepenggal awalan reff lagu dari Vierla ini.
-
-
-
Mungkin cukup aneh bagi kita yang ‘katanya’ orang dewasa, melihat kejadian ini. Seorang anak kecil menyanyikan sepenggal lirik lagu yang diciptakan, dinyanyikan dan dinikmati oleh dan untuk kaum yang ‘katanya’ dewasa.

“astaga masih kecil udah tau lagu ginian?”
“Anak kecil harusnya nyanyi lagu balonku, pelangi-pelangi, bolo-bolo, atau gak lagu aku bukan superman lah.”

Sang anak umur 7 tahun, masih dengan sepeda yang dikayuhnya kembali menyanyikan lagu ini. Tapi tidak meneruskan liriknya pada bagian reff. Dia menyanyikan lirik paling pertama dari lagu ini. “katanya pergi sebentar, ternyata lama…..”
-
-
-
Hemmm
Aku jadi teringat, ketika seumur dia. Sering ku ucap kalimat “katanya pergi sebentar, ternyata lama….”
Bahkan tak jarang, terkesan sering ku pendam, sampai-sampai hanya aku dan sunyi yang mendengar.

Bagaimana kalau anak kecil umur 7 tahun itu sama dengan ku belasan tahun yang lalu?
Kami sama-sama melontarkan kalimat itu, karena tak mampu dipisah jarak dan waktu entah sebatas “pergi ke kantor, harus kerja” , “rapat, makanya pulang telat”  , “ada arisan, dengan ibu-ibu komplek rumah kita yang dulu” atau “dinas diluar kota, baik-baik ya dirumah”?
Dia bicara lewat nada, aku bicara lewat senyap.
-
-
-
Lagi-lagi soal perbedaan sudut pandang? Entahlah.

Yang jelas, rindu tak pernah indah. Benar kata Dilan, itu berat. Benar kata Cinta, itu menyiksa.
Aaahhhh… andai duka dapat dibagi. Tapi sayang, duka menyukai kesendirian. Begitu juga duka menahan rindu, dalam ruang yang hanya diperuntukan satu orang.

“Jangan pergi-pergi lagi,
Aku tak mau sendiri.
Temani aku tuk sebentar saja,
Agar aku tak kesepian.”
Vierla – Kesepian.

*tulisan random dari penikmat kesendirian. Salam sunyi.

Comments

Popular Posts